Sebagai seorang remaja yang beranjak dewasa pasti merasa bahwa dirinya benar (biasanya antara umur 16-17 th). Anggapan bahwa dirinya selalu benar tak jarang terkesan menjadikan dirinya egois bagi orang-orang disekitarnya. Gampang emosi, ingin mengekspresikan sesuatu hal yang sedang mengganjal dihatinya pasti lah ada. Tak jarang juga peluapan emosi ini bisa menyinggung teman, orangtua, maupun orang-orang disekitarnya. Sebagai seorang remaja mungkin juga pernah berpikir "INI BUKANLAH DIRIKU" setelah meluapkan emosi dan merasa sangat bersalah telah membuat hal yang membuat orang lain jengkel. Lantas bagaimana cara menanggulangi masa labil ini?
Hal yang mungkin bisa untuk mengatasi problem ini adalah berusaha menjadi diri sendiri dan menghendel apa saja emosi yang ingin diluapkan. Memang kata orang "JANGANLAH SUKA MEMENDAM EMOSI KARENA NANTI LAMA-LAMA BISA MENJADI DENDAM". Meluapkan emosi boleh-boleh saja hanya saja caranya ada yang baik dan ada yang benar. Meluapkan emosi yang benar dapat berupa sharing dengan orang-orang terdekat yang bisa dipercaya dan mengerti keadaan kita atau bisa juga bila kita malu untuk sharing kepada orang lain kita bisa meluapkannya dengan cara menulis dan meluapkan semua amarah di kertas atau bisa juga dengan cara kita membuat sebuah cerita dari apa yang kita rasakan sekarang (Kalee aja bisa jadi penulis cerita).